Pages

Labels

Kamis, 06 Maret 2014

Lebih Bertenaga Hadapi Persela

MADURA-Menghadapi Persela Lamongan di Stadion Surajaya, 10 Maret mendatang, bukan laga sepele bagi Persepam Madura United. Sudah diketahui, Persela memiliki tradisi di kandang sangat bagus musim ini dengan menggamit dua kemenangkan dari dua laga.

Persepam pun cukup mawas diri dan berupaya tampil lebih gereget dibanding sebelumnya. Berbekal rekor tandang yang lumayan, dua kali imbang dari tiga laga, tim asal Pulau Garam ingin menuai poin di Lamongan. Misi tersebut dianggap bukan mustahil.

Pelatih Persepam Daniel Roekito menargetkan timnya lebih bertenaga kala berkunjung ke Surajaya. Untuk mencapai itu, dirinya dalam beberapa hari terakhir memberikan menu latihan fisik yang belum sempat tergarap secara intensif di masa pra musim silam.

"Persepam libur relatif panjang dan saya manfaatkan untuk memperbaiki fisik pemain yang sebenarnya kurang optimal sejak pra musim. Dengan latihan ini jelas saya berharap tim kembali ke kompetisi dengan level fisik lebih baik," beber Daniel, Kamis (6/3).

Pada pra musim lalu, tim-tim disibukkan jadwal turnamen yang membuat sejumlah aspek terabaikan. Persepam salah satunya, harus melewatkan latihan fisik karena tidak memiliki banyak waktu. Alhasil, latihan untuk mengukur kekuatan stamina itu dilakukan di tengah musim.

Dipusatkan di Pamekasan, latihan fisik tersebut juga dirangkum dengan materi teknik sebagai persiapan kontra Persela Lamongan. Daniel Roekito menyatakan, sebenarnya kondisi pemainnya tidak terlalu buruk sejak mengawali Indonesia Super League (ISL) 2014.

Namun dirinya meyakini level mereka masih bisa ditingkatkan lagi demi mendukung aspek teknik. "Para pemain Persepam rata-rata memiliki teknik bagus. Sayang kalau faktor itu menjadi tidak maksimal karena stamina yang tidak dalam posisi puncak," urai dia.

Sape Kerap bakal datang ke Kota Soto berbekal produktivitas yang tak bisa diremehkan. Dari tiga pertandingan away, Silvio Escobar dkk selalu bisa menciptakan gol. Sebuah gol ke gawang Perseru Serui, serta masing-masing dua gol ke jala Persipura Jayapura dan Persisam Samarinda.

Sang pelatih menambahkan, hingga kini dirinya tak menemukan kepincangan serius di tim. Dari sisi kinerja, semua pemain telah melakukan tugasnya dengan cukup baik. Inilah yang membuat Daniel yakin timnya bakal terus berkembang ke arah positif.

Perkembangan tetakhir kondisi tim, Michael Orah dan Nopendi masih termasuk dalam daftar cedera. Nopendi dipastikan absen minimal dua bulan, sementara Michael Orah masih tahap pemulihan dan kemungkinan belum dimainkan kontra Persela. Walau lini pertahanan berkurang, pelatih menyatakan itu bukan masalah besaf.

(min)


View the original article here

Trofi Tak Terlalu Penting Bagi Rodgers

Brendan Rodgers. (Foto: Reuters) Brendan Rodgers. (Foto: Reuters) LIVERPOOL - Pelatih Liverpool, Brendan Rodgers, menilai bahwa sebuah trofi di akhir musim bukan hal yang terlalu penting. Mengembangkan potensi pemain, dinilainya sebagai yang lebih baik.

Sejak kedatangannya ke Anfield pada 2012, Rodgers tak terlalu bagus mengakhiri musim perdananya bersama Liverpool. Posisi ketujuh menjadi pencapaian akhir Steven Gerrard dkk kala itu.

Pada musim ini, Liverpool mulai beranjak lebih baik dan sentuhan Rodgers mulai nampak memberikan hal yang positif. Sementara, Liverpool berada di posisi kedua klasemen Premier League dan hanya kalah empat angka dari Chelsea yang berada di peringkat pertama.

Melihat kondisi tersebut, Liverpool memiliki asa untuk meraih gelar juara dan pastinya bermain di Liga Champions. Akan tetapi, Rodgers enggan menjadi hal tersebut sebagai prioritas utama, meski trofi akan membuat karier akan lebih indah.

"Ketika saya akhirnya pensiun dari sepakbola, saya ingin bisa melihat ke belakang dan mengenang bahwa saya bukan cuma meraih trofi tetapi juga mengembangkan sebuah klub sepakbola yang mengembangkan pemainnya sendiri dan membuat mereka jadi lebih baik," ujar Rodgers dilansir Goal.

"Para pelatih lain mungkin berbeda (pandangan) dan bisa jadi cuma ingin memenangi trofi tapi buat saya kesukesan bukan cuma meraih trofi di akhir musim saja," sambung pelatih berusia 41 tahun ini.
(min)


View the original article here

Berlusconi Takkan Jual Milan

Jum'at, 7 Maret 2014 - 08:45 wib | A. Firdaus - Okezone

Presiden AC Milan, Silvio Berlusconi (Foto: Reuters) Presiden AC Milan, Silvio Berlusconi (Foto: Reuters) MILAN – Presiden AC Milan, Silvio Berlusconi kembali menegaskan bahwa takkan pernah berniat untuk melepas klubnya. Hal ini dilontarkan terkait beberapa isu yang menganggap mantan perdana menteri Italia itu bakal menjual Rossoneri.
Laporan tersebut muncul, setelah Bloomberg mengklaim bahwa perusahaan telah diberi mandat dam mencari pembeli untuk klub Serie A. Bak kebakaran jenggot, Berlusconi langsung menenangkan fans yang sempat khawatir dengan kabar tersebut.
“Saya ingin meyakinkan fans bahwa saya tidak punya niat untuk menjual Milan,” ucap Berlusconi kepada wartawan saat presentasi buku, seperti dilansir Football-Italia, Jumat 7 Maret 2014.
Perusahaan yang dimilikinya, Fininvest telah merilis sebuah pernyataan menyangkal ada kebenaran dalam laporan Bloomberg. Berlusconi sendiri telah bertanggung jawab atas Rossoneri sejak tahun 1986.
“Saya tidak tahu mengapa cerita tak menentu tersebut keluar ke publik,” timpal wakil presiden Milan, Adriano Galliani.
(fir)


View the original article here

Dua Kontestan Indonesian Idol ternyata Juventini

Jum'at, 7 Maret 2014 - 09:34 wib | A. Firdaus - Okezone

Virzha (kiri) dan Gio Idol saat datang ke kantor Okezone (foto: Dok.Okezone) Virzha (kiri) dan Gio Idol saat datang ke kantor Okezone (foto: Dok.Okezone) JAKARTA – Malam ini Indonesian Idol 2014 telah memasuki babak spektakuler show 3. Dari 11 kontestan yang tersisa, ternyata ada dua kontestan yang merupakan Juventini, sebutan bagi penggemar Juventus.
Mereka adalah Gio dan Virzha Idol. Secara kompak keduanya memilih Juventus sebagai klub favoritnya. Bahkan kesukaannya terhadap Bianconeri sudah dijalaninya sejak masih bocah. Seperti yang dialami Gio.
Menurut pria bernama lengkap Giofannyy Elliandrian Agoes dia mulai menyukai Juve sejak tahun 1992. Di mana para punggawa si Nyonya Tua masih diisi oleh Roberto Baggio, Gianluca Vialli, hingga pada tahun 1993, masuklah Alessandro Del Piero. Lantas apa alasan Gio memilih Juve?
“Saya suka perpaduian hitam dan putih. Karena itu merupakan dua warna dasar. Filosopi hidup juga ada hitam dan putih. Makanya pas ngelihat Juve Main di RCTI, saat itu ada laporan langsung bung Rayana Djakasurya dari Italia,” kenang Gio, saat diwawancari okezone beberapa waktu lalu.
Senada dengan Gio, kontestan dari Banda Aceh, Virzha Idol juga mengagumi Juventus sejak tahun 1998. Bahkan saking nge-fansnya dengan Juve, kontestan bernama lengkap Muhammad De Virzha, mengaku pernah membuat tim bola dengan nama Juve Junior.
“Di tim itu berisikan saudara saya yang memang juga suka Juve. Bagi saya permainan Juve itu menarik apalagi saat masih diperkuat oleh Del Piero dan Filippo Inzaghi,” ungkap Virzha, yang terkenal dengan rambut panjangnya itu.
(fir)


View the original article here

Adaptasi Rendi Bersama Persik Kediri

KEDIRI-Pada pra musim silam, supporter Persik Kediri melihat sinyal lahirnya bintang baru di Stadion Brawijaya. Di tengah lesunya transfer pemain karena finansial yang kurang menguntungan, datanglah seorang pemain yang memberi harapan.

Benar, dia adalah Rendi Saputra. Eks pemain Persebaya IPL yang langsung membius seisi Stadion Brawijaya berkat penampilan cemerlangnya di fase penyisihan Inter Island Cup. Bermain impresif dan mencetak gol, dia menjadi pemain paling dibicarakaan saat itu.

Namun kecemerlangan Rendi Irawan memudar justru ketika Persik Kediri memasuki kompetisi sesungguhnya yakni Indonesia Super League (ISL). Seiring merosotnya penampilan tim berjuluk Macan Putih, aksi-aksi brilian pemain kelahiran Sidoarjo ini belum tampak.

Aksinya seperti di Inter Island Cup belum terlihat dalam lima pertandingan yang dilakoni Persik. Duet Pelatih Persik Hartono Ruslan dan Aris Budi Sulistyo sering melakukan perombakan, termasuk di posisi yang dihuni Rendi Irawan yakni lapangan tengah.

Pemain kelahiran 26 tahun lalu ini mengakui masih terus berupaya kembali ke performa terbaiknya. Absen cukup lama di kompetisi diakuinya membutuhkan adaptasi kembali untuk bisa mencapai permainan puncak. Sejak Indonesian Premier League (IPL) dihentikan, dia praktis tak mengenyam atmosfir kompetisi resmi.

"Saya terhitung lama tidak bermain," ujar Rendi, "tepatnya sejak IPL dihentikan. Kalau pun bermain ya pertandingan tarkam (antar kampung) untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Siapa saja tentu sulit untuk langsung bisa bagus lagi seperti sebelumnya."

Tidak hanya aspek teknik, dari sisi kondisi fisik juga serba dadakan ketika bergabung Persik. Apalagi selama masa pra musim tim pujaan Persikania tidak sempat memberikan latihan fisik. Itu juga menjadi kendala bagi pemain mungil ini.

Dia pun berharap bakal secepatnya kembali ke permainan terbaik dan memberikan kontribusi maksimal untuk Persik Kediri. Terutama menjawab kepercayaan pelatih yang telah memberinya porsi besar di tim utama selama menjadi bagian dari Macan Putih.

"Persik saya rasa punya kekuatan yang merata dan layak bersaing di ISL. Hanya saja mungkin karena persiapan kurang maksimal, jadi pertama-tama memang agak sulit. Saya berharap bisa memberikan kontribusi lebih besar agar Persik bisa bangkit," tutur keponakan legenda Persebaya Uston Nawawi ini.

Kendati belum menunjukkan pamornya sebagai konduktor di lapangan tengah, pemain yang pernah membela Mitra Kukar ini sudah menjadi bagian inti Persik. Dia menjadi pilihan utama dan sejajar dengan pemain lawas seperti Tamsil Sijaya maupun Jefry Dwi Hadi.

Asisten Pelatih Persik Aris Budi Sulistyo juga percaya gelandangnya itu bisa lebih baik lagi. Tanpa menunjuk secara personal, dia mengakui setiap elemen di tim masih proses adaptasi mengenali peta persaingan di kompetisi level satu alias ISL.

"Rendi pemain dengan skill tinggi, tapi juga dipengaruhi elemen tim lainnya. Intinya dalam kondisi seperti ini sulit bicara pemain secara individu. Menurut saya semua pemain perlu meningkatkan permainannya agar Persik bisa meraih kemenangan," tutur Aris. (min)


View the original article here

Soldado Sadar Belum Maksimal di Spurs

Roberto Soldado. (Foto: Paul Gilham/Getty Images) Roberto Soldado. (Foto: Paul Gilham/Getty Images) LONDON - Roberto Soldado sadar akan performanya yang belum maksimal sejak bergabung dengan Tottenham Hotspur. Pemain asal Spanyol ini pun berjanji akan terus berusaha untuk bisa tampil lebih baik.

Didatangkan dari Valencia saat rezim Andre Villas-Boas dengan harga 28 juta pounds, Soldado masih belum bisa tampil memuaskan. Pemain yang kerap mencetak lewat penalti ini, baru mengemas sembilan gol saja dari 27 laga bersama Spurs di berbagai ajang.

Kondisi tersebut membuat pemain berusia 28 tahun tersebut menjadi sasaran kritikus. Bahkan saat Tim Sherwood mengambil alih kursi kepelatihan, Soldado jarang dimainkan dan kalah bersaing dengan Emmanuel Adebayor.

Soldado sendiri sadar bahwa performanya sejauh masih jauh dari kata bagus. Akan tetapi dirinya, tetap akan terus belajar dan membayar tanggung jawab penuh atas yang ditampilkannya selama ini.

"Jika hal ini terjadi saat umur 22 tahun, dalam sebulan, mungkin saya sudah pulang kampung, tapi saya yakin ini adalah pengalaman positif untuk saya, keluarga, dan juga pembelajaran untuk anak-anak saya nanti," ujar Soldado dilansir Sky Sports.

"Saya bertanggung jawab atas performa buruk ini, tapi saya janji akan lebih baik lagi. Kami punya tim yang hebat dan saya yakin kami bisa punya musim yang bagus,” sambungnya.

Mantan pemain Real Madrid ini menambahkan bahwa dirinya sangat berterima kasih kepada rekan-rekan setimnya di Spurs yang selalu memberikan dukungan padanya. "Terlepas dari waktu sulit yang dialami dengan tak mencetak gol, dukungan mereka luar biasa,” tutupnya. (min)


View the original article here

Trofi Tak Terlalu Penting Bagi Rodgers

Brendan Rodgers. (Foto: Reuters) Brendan Rodgers. (Foto: Reuters) LIVERPOOL - Pelatih Liverpool, Brendan Rodgers, menilai bahwa sebuah trofi di akhir musim bukan hal yang terlalu penting. Mengembangkan potensi pemain, dinilainya sebagai yang lebih baik.

Sejak kedatangannya ke Anfield pada 2012, Rodgers tak terlalu bagus mengakhiri musim perdananya bersama Liverpool. Posisi ketujuh menjadi pencapaian akhir Steven Gerrard dkk kala itu.

Pada musim ini, Liverpool mulai beranjak lebih baik dan sentuhan Rodgers mulai nampak memberikan hal yang positif. Sementara, Liverpool berada di posisi kedua klasemen Premier League dan hanya kalah empat angka dari Chelsea yang berada di peringkat pertama.

Melihat kondisi tersebut, Liverpool memiliki asa untuk meraih gelar juara dan pastinya bermain di Liga Champions. Akan tetapi, Rodgers enggan menjadi hal tersebut sebagai prioritas utama, meski trofi akan membuat karier akan lebih indah.

"Ketika saya akhirnya pensiun dari sepakbola, saya ingin bisa melihat ke belakang dan mengenang bahwa saya bukan cuma meraih trofi tetapi juga mengembangkan sebuah klub sepakbola yang mengembangkan pemainnya sendiri dan membuat mereka jadi lebih baik," ujar Rodgers dilansir Goal.

"Para pelatih lain mungkin berbeda (pandangan) dan bisa jadi cuma ingin memenangi trofi tapi buat saya kesukesan bukan cuma meraih trofi di akhir musim saja," sambung pelatih berusia 41 tahun ini.
(min)


View the original article here