Pages

Labels

Minggu, 08 Desember 2013

Raih Emas SEA Games, Indonesia Bertumpu pada Cabang Andalan

image

KONTINGEN Indonesia mulai menyerbu Myanmar. Para duta Merah Putih ini akan bertanding di ajang SEA Games, 11-22 Desember. Total, Indonesia mengirim 674 atlet, 394 putra dan 280 putri. Mereka akan bertanding memperebutkan medali di 33 cabang olahraga. Meski pembukaan baru diselenggarakan pada 11 Desember, namun sejumlah cabang sudah ada yang dipertandingkan.

Karena itu, kontingen Indonesia bertolak ke Negeri Junta Militer secara bergelombang sejak 3 Desember. Kontingen dibagi menjadi sepuluh kloter, disesuaikan dengan jadwal pertandingan. Kloter terakhir akan terbang ke Myanmar pada 15 Desember.

Pada SEA Games 2011, sebagai tuan rumah Indonesia keluar sebagai juara umum dengan raihan 182 keping emas. Namun target kali ini berbeda. Kontingen Merah Putih hanya ditarget merebut antara 120-125 emas. Andai capaian itu mampu digenggam, Indonesia bisa mempertahankan juara umum.

Namun itu bukan perkara yang mudah. Sebab, tuan rumah telah menghilangkan sejumlah cabang potensi milik Indonesia seperti sepatu roda dan tenis. Justru, Myanmar memasukkan cabang khas negara itu ke dalam event. Karenanya, para duta Merah Putih diminta berjuang dan menjaga semangat untuk merebut medali sebanyak-banyaknya.

Meski sejumlah andalan Indonesia dicoret, namun Merah Putih masih memiliki olahraga potensi yang dijadikan lumbung emas. Cabang-cabang itu antara lain bulu tangkis, angkat besi, atletik, karate, taekwondo, catur, berkuda, pencak silat, wushu, panahan dan tinju.

Bulu tangkis misalnya, PB PBSI menargetkan sapu bersih medali. Menurut manajer tim SEA Games bulu tangkis, Ricky Subagja, tiga nomor diprediksi akan mudah mencuri emas, di antaranya ganda putra, tunggal putra dan ganda campuran. “Bagi kami, tidak menutup kemungkinan menyapu bersih semua nomor. Ganda putri dan tunggal putri juga baik, apalagi permainan mereka terus meningkat akhir-akhir ini,” kata Ricky.

Pada SEA Games kali ini, pebulu tangkis yang dikirim sebanyak 16 orang. Mereka akan tampil di lima nomor yang dipertandingkan, yaitu tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri dan ganda campuran. Sejauh ini, cabang terpopuler kedua di Indonesia ini masih menjadi kekuatan di Asia Tenggara. Maka tak berlebihan jika PBSI menargetkan minimal tiga emas dan maksimal sapu bersih.

Atletik juga tak mau kalah. Cabang olahraga ini ingin menyumbangkan enam medali emas, antara lain melalui Triyaningsih di nomor 5.000 meter dan 10.000 meter, Dedeh Erawati di lari gawang 110 meter, Maria Londa di lompat jauh dan lempar lembing. Dari 46 nomor yang diperlombakan, Indonesia hanya mengikuti separuh lebih atau 26 nomor.

Adapun, atlet yang dikirim di ajang ini sebanyak 31 orang. Indonesia cukup dirugikan dengan jadwal pertandingan yang dibuat tuan rumah. Pasalnya, Triyaningsih yang juga atlet Jateng ini, semula akan tampil di tiga nomor. Selain 5.000 m dan 10.000 m, ia diikutkan nomor maraton atau 42,195 km. Karena jadwal antara nomor maraton dengan 10.000 hanya terpaut satu hari, maka nomor maraton dibatalkan.

Padahal, nomor itu juga menjadi spesialisasi pelari mungil tersebut. “Kami berharap bisa membawa enam emas. Tapi kalau bisa melebihi target, ya kita syukuri. Kita menerjunkan atlet yang berpotensi bisa meraih medali. Karena itu, tidak semua nomor kita ikuti,” kata manajer atletik, Paulus Lay.

Cabang Lain

Cabang angkat besi juga diharapkan menjadi lumbung emas bagi Merah Putih. Lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan masih menjadi tumpuan menyabet medali terbaik. Dia akan turun di kelas 62 kg putra. Nama Eko Yuli sempat melejit setelah meraih medali perunggu di ajang Olimpiade 2012 di London, Inggris.

Setelah itu, dia sukses meraih emas di berbagai ajang di bawahnya, seperti Islamic Solidarity Games (ISG) Palembang. “Untuk kelas 62 kg dan 60 kg putra saya optimis kita bisa meraih medali emas. Bahkan keyakinan saya sudah 90 persen kalau saya sudah memenuhi target dengan melebihi total angkatan 135 kg dan sekarang hanya tinggal mempertahankan,” ungkapnya.

Secara umum, angkat besi ditarget meraup empat emas di SEA Games Myanmar. Selain Eko Yuli, lifter lain yang diandalkan adalah Edi, Deny, Dwi Safitri dan Shinta. Adapun atlet Pelatnas yang dikirim 13 orang. “Untuk kelas putri, peluangnya saat ini masih fifty-fifty. Selain Thailand dan Vietnam, Myanmar juga patut kita waspadai,” imbuhnya.

Untuk cabang karate, Ketua Umum PB Forki Hendardji Soepandji begitu yakin skuatnya bisa meraih juara umum. Beberapa nama karateka senior yang sudah sejak lama berlaga di SEA Games masih menjadi andalan untuk memenuhi target, di antaranya Umar Syarief, Christo Mondolu, Donny Dharmawan di nomor kumite (tarung).

Di nomor kata (seni) trio Faisal Zainuddin, Aswar, dan Fidelys Lolobua masih diharapkan terus mendulang medali emas. “Kami tetap optimistis bisa memberikan yang terbaik. Kita ingin menyumbangkan emas sebanyak-banyaknya dan menjadi juara umum di karate,” ujar Hendardji.

Selain atlet senior, PB Forki juga memiliki karateka muda yang cukup berpotensi. Mereka bisa diandalkan mendulang emas dan bersaing dengan negara-negara tetangga. Sebut saja atlet Jateng Imam Tauhid Ragananda, Srunita Sari Sukatendel dan Cok Istri Agung Sanistyarani. Karateka muda itu ikut menyumbang medali emas bagi Indonesia di ajang uji coba yang dilangsungkan di Eropa beberapa waktu lalu.

Sama halnya pencak silat. Olahraga beladiri khas Indonesia tersebut diyakini menjadi lumbung emas bagi kontingen Merah Putih. PB IPSI menarget bisa memboyong lima keping emas dari 15 nomor yang dipertandingkan. Meski 15 kelas yang diperlombakan, setiap negara hanya diperbolehkan mengirim atlet, maksimal untuk 12 nomor.

Namun tim pelatih tak membenani nama-nama tertentu untuk menyabet medali. Menurut pelatih pencak silat SEA Games Indro Catur, semua atlet memiliki peluang sama untuk meraih emas. “Semua atlet dan nomor yang diikuti Indonesia memiliki peluang yang sama untuk meraih medali emas, baik itu nomor tanding putra-putri maupun seni,” ujarnya.

Sementara itu, cabang bola basket tak berani pasang target muluk-muluk. Ketua Umum PB Perbasi Anggito Abimanyu menyatakan, skuadnya harus membawa dua medali dari SEA Games. Pihaknya yakin tim basket putra dan putri bisa sukses karena timnas yang dibentuknya sudah melakukan perubahan. Pada SEA Games 2011, cabang ini tak berhasil memenuhi target.

"Saya yakin dua tim ini akan pulang ke Indonesia dengan membawa medali. Dua tahun lalu tim basket mengalami kekecewaan karena tim putra gagal meraih perak dan tim putri gagal mendapat medali. Sekarang tim ini, baik putra maupun putri berisikan banyak pemain muda karena memang tim ini proyeksi jangka panjang,” ungkap Anggito.

Bagi peraih medali, mereka sudah ditunggu bonus dari pemerintah. Untuk medali emas dihargai Rp 200 juta, perak Rp 100 juta dan perunggu Rp 50 juta. Bonus itu belum termasuk dari KONI Pusat berasal dari bantuan perusahaan-perusahaan BUMN serta swasta.

Bahkan mereka juga ditawari pekerjaan, antara lain menjadi prajurit TNI, anggota Polri dan pekerjaan karier di perusahaan-perusahaan BUMN. Syaratnya, atlet peraih medali tersebut bersedia diikat dan sesuai dengan persyaratan yang diinginkan instansi terkait.

(Arif M Iqbal/CN26) Bagi Anda pengguna ponsel, nikmati berita terkini lewat http://m.suaramerdeka.com
Dapatkan SM launcher untuk BlackBerry http://m.suaramerdeka.com/bb/bblauncher/SMLauncher.jad

View the original article here

0 komentar:

Posting Komentar